Keblinger

Keblinger

Jeffrey Eugenides

| Senin, 19 November 2012
MIDDLE SEX

- I was born twice: first as a baby girl, on a remarkably smogless Detroit day in January of 1960; and then again, as a teenage boy, in an emergency room near Petoskey, Michigan, in August of 1974 –


Pembuka kalimat ini mampu melayangkan khayalan kita tentang apa yang mungkin diceritakan seluruh buku ini. But penulis buku ini benar2 membawa kita mengembara di luar batas imaginasi kita.


Calliope Helen Stephanises adalah seorang intersexual a.k.a hermaphrodite yang menderita 5-alpha-reductase deficiency syndrome. Secara biologis, Calliope memiliki alat kelamin perempuan, tapi secara genetik ia adalah laki-laki. Namun hal ini tidak serta merta membuat Calliope atau Call adalah seorang laki-laki secara gender. Karena selain faktor genetik dan biologis, faktor bagaimana seorang intersexual dibesarkan, sebagai laki-laki atau perempuan (sex of rearing) turut mempengaruhi penentuan gender seseorang.


It’s complicated. Kerumitan ini dijabarkan di tiap kalimat dengan indah, detail dan penuh rasa humor.

- In any genetic history. I am the final clause of periodic sentence, and that sentence begins a long time ago, in another language, and you have to read it from the beginning to get to the end, which is my arrival -

Cerita diawali dengan pelarian Kakek dan Nenek Calliope dari Bithynios, di lereng Mounth Olympus, Asia Kecil di akhir musim panas 1922. Ketika Tentara Turki menaklukan daerah Smyrna, terjadi eksodus besar Bangsa Yunani dari Smyrna dan sekitarnya. Pelarian kakak beradik yatim piatu ini berakhir dengan pernikahan sedarah (incest) di atas kapal yang membawa mereka ke negeri impian, Amerika Serikat. Tapi cerita belum berakhir, dari sinilah awal perjalanan gen yang menghasilkan Calliope 40 tahun kemudian.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 Corat Coret Blogger Template by Dzignine