- Hati: Artinya bahwa hati adalah alat untuk memahami AL Quran. Sedangkan hati berada ditangan Allah SWT yang sifatnya berbolak balik sesuai dengan kehendak Allah SWT. Terkadang dalam keadaan Taqwa namun suatu saat bisa saja berubah menjadi durhaka. Seorang pembaca Al Quran sangat membutuhkan pertolongan Allah SWT didalam merawat hati. Jika hati selalu terawat, maka pesan Al Quran akan mudah meresap kedalam jiwa. Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa memusatkan hati dan fikiran pada saat menerima sinyal-sinyal robbani. Bagaimana mungkin sinyal-sinyal robbani akan bisa diterima dengan baik jika penerima sinyal ( hati –red) dalam kondisi rusak. Rusak karena virus dunia yang menghancurkan sistem security didalam jiwa. Maka, mintalah kepada Allah SWT agar diberikan hati yang jernih, hati yang hidup, hati yang senantiasa terawat dan terjaga. Begitu banyak doa-doa yang bisa kita ungkapkan dihadapan Nya. Salah satu doa tersebut adalah “ Yaa Muqollibal Quluub Tsabbit Qolbii Alaa diiinik.”
- Tujuan atau Urgensi: Maksudnya adalah agar kita senantiasa menghadirkan dalam benak kita, “ Untuk apa saya membaca Al Quran “ Apakah untuk sekedar memenuhi target khataman ? Apakah karena dorongan pahala yang menjanjikan dengan 10 kebaikan pada tiap hurufnya ? Atau karena tugas harian yang dibebankan ? Beragam motivasi yang kita miliki. Maka beragam pula manfaat yang kita dapatkan. Manfaat Al Quran akan lebih terasa jika kita bertujuan agar mendapatkan Informasi berharga dari Al Quran yang bisa kita gunakan didalam menjalankan System Operasi Kehidupan Manusia.
- Solat: Sangat dianjurkan sekali proses tadabbur Al Quran dilakukan didalam Solat. Merenungkan bacaan demi bacaan akan lebih mudah dilakukan pada saat solat dibandingkan diluar solat. Kita dituntut untuk menghadirkan hati kita, mengkhusyu’kan jiwa-jiwa kita, memusatkan konsentrasi kita. Kesempatan meraih suasana jiwa seperti ini lebih besar didapatkan ketika kita sedang melakukan solat.
- Malam: Waktu yang paling tepat untuk mentadabburi Al Quran adalah waktu malam hari. Dan inilah Fitrahnya. Allah menciptakan malam salah satu tujuannya adalah sebagai waktu istirahat. Bukan hanya istirahat fisik, namun juga istirahatnya jiwa. Dengan suasana jiwa dalam keadaan tenang, bebas dari kesibukan duniawi, membuat sinyal-sinyal robbani akan menguat sehingga mudah ditangkap oleh penerima sinyal yaitu hati manusia.
- Minggu: Hendaklah setiap kita mempunyai target untuk mengkhatamkan Al Quran setiap Minggu. Bagi kebanyakan orang memang sangatlah berat. Berat atau tidak sifatnya sangatlah relatif. Karena banyak juga orang yang mampu mengkhatamkan kitab-kitab novel yang tebalnya lebih dari Al Quran hanya dalam waktu satu hari. Mengapa bisa? Karena mereka menikmati bacaannya. Jika sudah menikmati, yang terasa berat menjadi sangatlah ringan untuk dilakukan. Tentu saja ini dilakukan dengan proses. Setahap demi setahap. Target khataman 3 bulan sekali. Meningkat menjadi 2 bulan sekali. Meningkat lagi ke sebulan sekali. Setelah terbiasa, khataman seminggu sekali akan terasa mudah untuk dilakukan.
- Hafalan: Mengeraskan suara: Karena sesungguhnya mengeraskan suara lebih membantu untuk konsentrasi dan perhatian. Hendaklah setiap kita membaca Al Quran dengan hafalan. Mengapa ? Membaca dengan menghafal akan memudahkan hati dalam meresapi bacaan. Apalagi bacaan dilakukan didalam solat. Mana mungkin bisa konsentrasi jika solat dalam keadaan membolak balik mushaf. Disibukkan dengan huruf dan lembaran kertas.
- Mengulang ulang: Hendaklah setiap kita mengulang ayat-ayat sampai benar-benar meresap kedalam jiwa. Semaking sering sebuah lafazh diulang maka semakin mudah memahami sebuah makna.Tanpa disadari, pengulangan sebuah Lafaz dapat melahirkan pengagungan dan ketakjuban dari apa yang dibaca. Sebagai contoh, jika seseorang merasa takjub terhadap sebuah kisah atau kalimat, maka ia akan mengulang-ngulangnya sendiri, ataupun untuk orang lain.
- Mengaitkan: Hendaklah setiap kita selalu mengaitkan setiap bacaan dengan realia kehidupan kita. Caranya dengan mengimplementasikan Al Quran didalam waktu hidupnya malam ataupun siang. Dengan cara seperti ini Al Quran akan selalu hidup didalam hatinya. Setiap realita hidupnya selalu sejalan dengan yang diarahkan oleh Al Quran. Setiap ada persoalan selalu ada jawabannya dari Al Quran.
- Membaca dengan perlahan: Janganlah tergesa-gesa didalam membaca ayat ayat Nya. Hanya karena menginginkan target khatamannya tercapai. Ibnu Katsir berkata : Bacalah Al Quran dengan perlahan karena hal itu akan membantu untuk memahami Al Quran dan Mentadabburinya. Dan dengan cara seperti inilah Rosulullah membaca Al Quran. Aisyah berkata : “Beliau membaca Al Quran dengan tartil seolah-olah menjadi surat terpanjang.”
- Mengeraskan suara: Karena sesungguhnya mengeraskan suara lebih membantu untuk konsentrasi dan perhatian.
Sumber: Dr. Khalid Abdul Karim al-Halim (Kitab Mafatih Tadabburil Qur’an)
0 komentar:
Posting Komentar