Selepas lulus SMP, aku mendaftarkan diri di SMUN 13 Surabaya, apalagi tujuannya kalo bukan biaya yang "kemungkinan" lebih murah ketimbang sekolah swasta. Tapi karena nilai yang terlalu mepet, akhirnya aku hanya jadi cadangan. Ga mau terombang ambing oleh situasi semacam itu, akupun memberanikan diri untuk mendaftarkan diri di sekolah lain.
Salah seorang teman merekomendasikan MAN ( Madrasah Aliyah Negeri Surabaya ), karena dia sendiri memang berkeinginan untuk sekolah ditempat tersebut. Akupun meng iyakan ajakannya... Saat itu sih aku berpikir, meskipun MAN jauh dari rumahku, toh ga bakal jadi persoalan karena temanku punya motor dan bisa nebeng pastinya.
Singkat cerita, kami berduapun sekolah ditempat yang sama... Pulang ataupun berangkat, aku selalu nebeng pake motornya.. Tapi ga gratis Lho... Setelah berjalan 6 bulan, aku baru ingat.. kalo temanku punya adik laki laki yang tahun depan akan masuk SMU dan pastinya akan sekolah di MAN juga... OOPs, aku benar benar melupakan ini, kalo adiknyapun sekolah di MAN, tentu kebiasaan nebengkupun ga bisa diteruskan. Yah... Nasib nasib...
Ternyata benar dugaanku, di tahun ajaran baru, aku sudah tidak bisa nebeng lagi dan mulai akrab dengan yang namanya bis kota... Kondektur, Copet, Bau Keringat, Asap, Plus Desak desakan seakan jadi rutinitasku sehari hari. Penderitaanku bukan itu saja, karena posisi sekolah yang jauh didalam kampung, selepas turun dari bis kota aku masih harus jalan kurang lebih 20 menit untuk sampai ke sekolah. Pulang pergi lho... GILA !!!
Dari kebiasaan jalan kaki itulah aku mulai mendapat teman "senasib" yang sama sama mesti jalan kaki untuk naik bis. Mereka yang senasib itu adalah Aku, Fadil, Andrew, Atok, Dhani, Muchlisin. Awalnya kami hanya sekedar kenal sepintas, tapi kami jadi "mesra" sejak sama sama jadi "penjelajah aspal".
Benar bila ada yang mengatakan.. Yang paling berkesan ketika mengingat masa lalu bukanlah saat melewati kebahagiaan, tapi kesusahan... Cuaca panas yang mendera kami sama sekali tidak terasa ketika kami saling bercanda.. Jalanan yang demikian panjangnya sama sekali tidak terasa bila ada teman yang bisa diajak bicara.
Lama lama, ikatan pertemanan kami jadi semakin erat.. kadang kita beli sebungkus es sari kedelai untuk diminum beramai ramai, kadang kita sama sama gosipin anak SMK lain yang cantik, bahkan tidak jarang kita bahas soal SUSU siswi lain yang gedenya amit amit jabang bayi... Hahaha....
Sekarang setelah kita sama sama lulus dan memiliki kesibukan masing masing, kadang ada rasa kangen untuk berkumpul kembali, tapi tentu itu jadi hal sangat sulit terwujud karena situasinya sudah sangat berbeda. Aku dengan pekerjaanku di sebuah toko, Fadil yang telah berkeluarga, Andrew yang sebagian besar waktunya ada di Sidoarjo, Dhani yang berkarir di salah satu pabrik besar di Surabaya, dan Muchlisin yang harus berjuang di negeri orang Malaysia juga Atok yang kini jadi seorang baker.
Bila ada yang bertanya, apakah aku menyesal telah memilih sekolah yang jauh ? Aku akan jawab dengan tegas, TIDAK. karena dari sanalah aku mendapatkan Sahabat Sahabat terbaik yang akan selalu kuingat.
Woi Sahabatku semua.. FADIL, ATOK, ANDREW, DHANI, MUCHLISIN... Jangan lupakan Geng kita ya... " GENG PATAS" Geng PriA Tangguh di Atas aSpal....
Sukses Selalu buat kalian...
0 komentar:
Posting Komentar